Bandung, 23 November 2024 — Universitas Islam Nusantara (Uninus) kembali menggelar Sidang Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Mahasiswa jenjang S1, S2, dan S3 yang ke-68. Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh terkemuka, termasuk Penasihat Khusus Presiden Bidang Urusan Pertahanan Nasional sekaligus Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan, Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. Dudung Abdurachman, S.H., M.H., serta Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, S.E., M.T.
Dalam momen bersejarah ini, Prof. Dudung menyampaikan orasi ilmiah bertajuk “Wawasan Kebangsaan bagi Mahasiswa dalam Rangka Mendukung Kepemimpinan Nasional”. Ia menekankan pentingnya revolusi mental untuk menjawab tantangan era disrupsi, di mana ketergantungan pada teknologi dan perubahan sosial berlangsung dengan sangat cepat.
Pentingnya Literasi Digital dan Menangkal Hoaks
Prof. Dudung mengingatkan bahwa di tengah derasnya arus informasi digital, literasi yang baik menjadi kunci untuk menangkal berita bohong (hoaks). “Informasi di dunia maya sering kali tidak terjamin kebenarannya. Berita yang disampaikan berulang bisa dengan mudah dianggap benar, padahal belum tentu sesuai fakta. Ini menjadi ancaman nyata menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Ketua Yayasan Uninus, KH. Hasan Nuri Hidayatullah, juga menyoroti peran mahasiswa sebagai agen perubahan di era digital, mengingat dominasi generasi muda dalam populasi pengguna internet Indonesia yang mencapai 196,7 juta jiwa.
Potensi Konflik dan Pentingnya Pluralisme
Dalam orasinya, Prof. Dudung memaparkan data bahwa Indonesia berada di peringkat ke-100 dari 179 negara dalam indeks kerentanan konflik global tahun 2022. “Keragaman di Indonesia adalah kekuatan, tetapi jika tidak dikelola dengan bijak, bisa menjadi pemicu konflik. Pluralisme harus dijaga sebagai warisan para pendiri bangsa,” tuturnya. Ia juga mengutip pesan Bung Karno, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, tetapi perjuangan kalian lebih sulit karena harus melawan bangsamu sendiri.”
Uninus di Tahun 2024: Prestasi dan Inovasi
Rektor Uninus, Prof. Dr. Endang Komara, M.Si., mengungkapkan bahwa wisuda tahun ini diikuti oleh 1.468 mahasiswa. Uninus juga mencatat berbagai pencapaian penting, termasuk masuk dalam klaster perguruan tinggi utama dan peringkat kedua di antara universitas di bawah naungan Nahdlatul Ulama.
“Tahun ini, Uninus juga telah mengajukan izin untuk program studi baru, termasuk S3 Hukum dan Ilmu Kepelatihan Olahraga, serta Pendidikan Profesi Guru (PPG). Kami optimis ini akan memperkuat posisi Uninus sebagai lembaga pendidikan unggulan,” ujar Prof. Endang.
Dalam upaya peningkatan kualitas SDM, Uninus kini memiliki 12 guru besar dan mencatatkan publikasi ilmiah yang diakui melalui hibah penelitian dari LLDIKTI Wilayah IV. Jumlah mahasiswa baru tahun ini juga meningkat signifikan hingga mencapai lebih dari 2.300 orang.
Mahasiswa sebagai Pilar Perubahan
Sebagai bagian dari kontribusi terhadap bangsa, Prof. Dudung mengingatkan mahasiswa untuk mengemban lima peran utama: kontrol sosial, kontrol politik, generasi penerus, gerakan moral, dan penjaga nilai-nilai luhur. “Mahasiswa harus kritis, beretika, dan menjadi teladan dalam masyarakat,” katanya.
Di akhir orasi, ia membagikan tiga kunci sukses: melupakan masa lalu, berbuat yang terbaik hari ini, dan memperjuangkan cita-cita dengan sungguh-sungguh.
Dengan hadirnya tokoh-tokoh nasional dan pencapaian akademik yang terus meningkat, Wisuda ke-68 ini menegaskan komitmen Uninus untuk menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan global dan berkontribusi pada kemajuan bangsa.