
BANDUNG, UNINUS.AC.ID – Universitas Islam Nusantara (UNINUS) menjadi tuan rumah Seminar Pendidikan Internasional bertajuk “Warisan Tamadun Islam Nusantara: Konteks Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam.” Acara yang berlangsung di kampus UNINUS pada hari Senin, 3 November 2025, ini merupakan hasil kolaborasi antara UNINUS, Asosiasi Sejarawan dan Pendidik Sejarah Internasional (ASPENSI), Universiti Brunei Darussalam (UBD), dan Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia.

Seminar ini menghadirkan para pakar dan akademisi dari ketiga negara serumpun tersebut untuk menggali, mengingatkan, dan mendialogkan kembali warisan peradaban Islam di kawasan.
Dalam sambutannya, Rektor UNINUS, Prof. Dr. H. Endang Komara, M.Si., menyampaikan ucapan selamat datang kepada para tamu kehormatan, termasuk delegasi dari Brunei Darussalam. Beliau menekankan bahwa seminar ini adalah wujud nyata dari semangat kolaborasi lintas negara.

“Islam tidak datang ke wilayah Nusantara hanya sebagai sistem kepercayaan, tetapi juga sebagai sumber nilai dan pengetahuan yang memperkaya kehidupan sosial, budaya, dan intelektual masyarakat,” ujar Rektor.
Beliau menjelaskan bahwa Tamadun Islam di Nusantara tumbuh secara damai dan “tersanding dengan budaya lokal,” menghasilkan corak peradaban yang khas. Beliau berharap seminar ini dapat melahirkan gagasan-gagasan konstruktif untuk menjawab tantangan zaman.
Seminar ini juga memiliki arti penting bagi ASPENSI. Dr. Andi Suwirta, M.Hum, yang juga bertindak sebagai moderator, mengungkapkan dalam pidato pembukanya bahwa acara ini pada hakikatnya adalah sebuah “mesyuarat kerja” (rapat kerja) dari ASPENSI.

Beliau memaparkan keterkaitan erat para tokoh yang hadir dengan asosiasi tersebut. “Profesor Doktor Haji Endang Komara, Rektor Universitas Islam Nusantara, adalah Ketua Dewan Pakar ASPENSI,” ungkapnya. Sementara itu, narasumber utama dari Brunei, “Profesor Doktor Haji Awang Asbol bin Haji Mail, ialah Presiden ASPENSI.”
Dr. Andi Suwirta, yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Setiausaha Agung) ASPENSI, menambahkan bahwa salah satu agenda utama ASPENSI sejak didirikan pada 20 Mei 2008 adalah menerbitkan jurnal akademik atau buku. “Dapatan (temuan) daripada persidangan ini memang nak di-publish, sama ada dalam bentuk jurnal akademik, prosiding, mahupun buku,” jelasnya.
Mewakili panitia pelaksana, seorang perwakilan menyampaikan bahwa seminar ini adalah bagian dari komitmen UNINUS untuk memperkuat peran perguruan tinggi Islam sebagai pusat pengembangan ilmu, budaya, dan peradaban.
“Nusantara bukan sekadar gugusan pulau dan negara. Ia adalah ruang peradaban yang kaya, di mana Islam hadir dan berkembang dengan caranya yang khas, damai, toleran, dan beradaptasi dengan budaya lokal,” tutur perwakilan panitia tersebut.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa seminar ini bertujuan untuk melawan narasi global yang sering mengaburkan peran sentral Nusantara dalam sejarah peradaban. Manifestasi Tamadun Islam ini, menurutnya, tercermin jelas dalam institusi seperti “sistem pesantren” di Indonesia serta “sistem madrasah dan pondok” di Malaysia dan Brunei Darussalam.

Panitia berharap seminar ini tidak berhenti pada diskusi, tetapi dapat melahirkan “jejaring kolaborasi riset yang kokoh” serta program pertukaran mahasiswa dan dosen antar negara serumpun. Tujuannya adalah untuk memperkuat posisi kawasan sebagai “the new rising force of Islamic civilization.”
