bandung, uninus.ac.id – Intoleransi di kalangan mahasiswa Indonesia masih menjadi persoalan yang memerlukan perhatian serius. Berdasarkan survei Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta, sekitar 30,16 persen mahasiswa menunjukkan sikap intoleran, baik dalam kategori moderat maupun ekstrem. Situasi ini menjadi tantangan besar dalam membangun generasi muda yang toleran dan bersatu.
Menyikapi hal tersebut, Universitas Islam Nusantara (Uninus) melalui Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara (GMBBN) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema Penguatan Moderasi Beragama. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 19 Desember 2024, di Bandung ini menjadi langkah konkret dalam mendukung implementasi Peraturan Presiden No. 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama.
Ketua GMBBN Uninus, Dr. Helmawati, M.Pd.I, menyampaikan bahwa peran kampus sangat strategis dalam memperkuat persatuan bangsa. “Kampus merupakan mitra pemerintah dalam merealisasikan kebijakan penguatan moderasi beragama. Tingginya angka intoleransi di kalangan mahasiswa, terutama yang berkaitan dengan pola pikir ekstrem, dapat memicu konflik. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, Uninus berkomitmen menjadi salah satu corong utama penguatan toleransi di lingkungan pendidikan tinggi,” ujarnya.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, GMBBN Uninus mengintegrasikan nilai-nilai toleransi ke dalam kurikulum. Dr. Helmawati mengungkapkan, beberapa mata kuliah telah dirancang untuk mencerminkan nilai-nilai moderasi beragama. Selain itu, pelatihan dosen melalui program Training of Trainers (ToT) fasilitator nasional juga menjadi prioritas. “Beberapa dosen kami telah menyelesaikan pelatihan intensif selama 69 jam untuk menjadi fasilitator moderasi beragama, dan mereka kini menjadi penggerak utama dalam membangun ekosistem toleransi di kampus,” jelasnya.
Tidak hanya fokus pada lingkungan internal, GMBBN Uninus juga aktif membangun kerja sama dengan berbagai pihak eksternal, termasuk Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kemhan RI, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol). Langkah-langkah strategis ini diharapkan dapat memperluas dampak penguatan moderasi beragama hingga ke masyarakat luas.
Dengan berbagai inisiatif tersebut, Uninus berharap mampu mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki semangat toleransi yang kuat. Kampus ini ingin menjadi pelopor dalam mendorong perubahan positif di tengah tantangan intoleransi yang terus meningkat.