Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Karakter
Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Karakter
Wed, 4 June 2025 4:11
2529546863

Penulis adalah Prof. Dr. Endang Komara, M.Si, Rektor Universitas Islam Nusantara (Uninus)

Pancasila sebagai fondasi pendidikan karakter memiliki peran penting dalam membentuk karakter bangsa Indonesia. Hal tersebut beberapa alasan mengapa Pancasila penting dalam pendidikan karakter. Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Nilai ini mengajarkan pentingnya memiliki iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Nilai ini mengajarkan pentingnya menghormati dan menghargai martabat manusia. Ketiga, Persatuan Indonesia. Nilai ini mengajarkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Nilai ini mengajarkan pentingnya demokrasi dan musyawarah. Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Nilai ini mengajarkan pentingnya keadilan dan kesetaraan bagi semua warga negara.

Implementasi Pancasila dalam Pendidikan Karakter antara lain: Pertama, mengembangkan karakter yang baik. Pendidikan Karakter berbasis Pancasila dapat membantu mengembangkan karakter yang baik kepada siswa. Kedua, meningkatkan kesadaran moral. Pendidikan Karakter berbasis Pancasila dapat membantu meningkatkan kesadaran moral siswa. Ketiga, membangun kepribadian yang kuat. Pendidikan Karakter berbasis Pancasila dapat membantu membangun kepribadian yang kuat dan tangguh.   Manfaat Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila antara lain: Pertama, meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan Karakter berbasis Pancasila dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kedua, membangun masyarakat yang lebih baik. Pendidikan Karakter berbasis Pancasila dapat membantu membangun masyarakat yang lebih baik dan harmonis. Ketiga, meningkatkan kesadaran nasional. Pendidikan karakter berbasis Pancasila dapat meningkatkan kesadaran nasional dan cinta tanah air. Dengan demikian, Pancasila sebagai fondasi pendidikan karakter memiliki peran penting dalam membentuk karakter bangsa Indonesia yang baik dan tangguh.

Seiring berkembangnya zaman dan tantangan global yang semakin kompleks, pendidikan karakter tidak hanya menjadi kebutuhan, tetapi sebuah keniscayaan. Dalam konteks ini, pemikiran Thomas Lickona (2022), tokoh sentral dalam pendidikan karakter modern, menjadi relevan untuk dijadikan rujukan sekaligus penguat bahwa nilai-nilai Pancasila sejatinya telah memuat inti utama pendidikan karakter itu sendiri.

Para siswa mengikuti Festival Mencuci Baju Sendiri di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Purwakarta, Selasa (27/5/2025). Kegiatan tersebut diakui sebagai bagian dari pendidikan karakter untuk menciptakan generasi muda yang unggul.

Lickona menegaskan bahwa pendidikan karakter adalah upaya sadar dan terencana dari seluruh lingkungan sosial (terutama sekolah) untuk membentuk manusia berkarakter melalui tiga ranah: moral knowing (mengetahui kebaikan), moral feeling (mencintai kebaikan), dan moral behavior (melakukan kebaikan).

Dengan demikian, pendidikan karakter bukan hanya proses kognitif yang mengenalkan nilai benar dan salah, tetapi juga menanamkan kebiasaan bertindak etis yang dilakukan secara konsisten. Ini selaras dengan pendidikan akhlak dan budi pekerti yang sejak lama hidup dalam kultur bangsa Indonesia. Dalam terminologi Lickona, karakter adalah “disposisi batin yang dapat diandalkan untuk merespons secara moral terhadap berbagai situasi kehidupan,” yang mencakup kombinasi pengetahuan, sikap, motivasi, dan keterampilan berperilaku etis.

Di tengah arus globalisasi yang cenderung menegasikan nilai-nilai lokal dan spiritual, Pancasila hadir sebagai jangkar moral dan budaya bangsa. Lebih lanjut, demokrasi yang dijalankan dalam sistem pendidikan dan kehidupan berbangsa pun harus berakar pada Demokrasi Pancasila, bukan sekadar demokrasi prosedural ala Barat. Demokrasi Pancasila, sebagaimana dirumuskan oleh para pemikir bangsa seperti Prof. Notonegoro dan Prof. Darji Darmodiharjo, merupakan ekspresi sistem demokrasi yang berpijak pada nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial. Ciri khas dari demokrasi ini adalah gotong royong, musyawarah mufakat, penghormatan HAM, dan harmoni antara hak dan kewajiban warga negara.

berita

Komentar

Tidak ada komentar

Tulis Komentar

Please select form to show

Artikel Lainnya

Pentingnya Kesetaraan Pendidikan Agama dan Umum dalam RUU Sisdiknas: Pandangan Ketua Pembina Yayasan Pembina Universitas Islam Nusantara
Bandung, uninus.ac.id - Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (R...
Mon, 2 June 2025 | 10:30
UNINUS Pecahkan Rekor MURI Penulisan Mushaf Al-Qur’an 30 Juz Bersama 84.420 Peserta
Bandung, 7 Maret 2025 – Universitas Islam Nusantara (UNINUS) mencatat sejarah...
Fri, 7 March 2025 | 11:37
UNINUS dan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Jalin Kerja Sama Strategis dalam Tridharma Perguruan Tinggi
Bandung, 27 Februari 2025 – Universitas Islam Nusantara (UNINUS) meneguhkan k...
Thu, 27 February 2025 | 11:48
Dukungan Pergunu dan UNINUS Perkuat Pengusulan KH Abbas Abdul Jamil Sebagai Pahlawan Nasional
Bandung uninus.ac.id, - Dalam seminar Nasional yang digelar di Kampus Univers...
Fri, 21 February 2025 | 4:54