
Bandung-uninus.ac.id, Program Studi (Prodi) Teknik Industri Universitas Islam Nusantara (UNINUS) mengambil langkah strategis dengan merombak total kurikulumnya. Melalui dua tahap lokakarya daring yang intensif, Prodi ini memantapkan “Kurikulum 2025” yang dirancang untuk menjawab tantangan industri modern, mengintegrasikan teknologi mutakhir, serta memperkuat karakter lulusan dengan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah.
Proses finalisasi dan pengesahan kurikulum baru ini dijadwalkan pada 30 Juli 2025, menandai komitmen UNINUS dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi yang kolaboratif dan adaptif terhadap dinamika zaman.
Dua Tahap Pemantapan Kurikulum
Lokakarya penyusunan kurikulum ini digelar dalam dua sesi terpisah untuk memastikan kedalaman dan kelengkapan pembahasan, melibatkan pakar eksternal dan para pemangku kepentingan.
Tahap Pertama (9 Juli 2025): Sesi ini menghadirkan pakar dari Badan Kerjasama Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri (BKSTI), Prof. Dr. Anas Ma’ruf. Guru Besar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menekankan bahwa kurikulum yang kokoh harus berakar pada Body of Knowledge (BoK) Teknik Industri yang telah terdefinisi secara global. Ia menggarisbawahi pentingnya visi keilmuan yang kuat sebagai fondasi, bukan sekadar turunan dari Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran (VMTS) program studi.
Prof. Anas mendorong Prodi Teknik Industri UNINUS untuk memperkuat muatan praktis yang relevan dengan kebutuhan industri 4.0. Beberapa mata kuliah yang diusulkan untuk menjadi fokus adalah Big Data, Internet of Things (IoT), dan Enterprise Resource Planning (ERP). Selain itu, ia merekomendasikan implementasi Capstone Design, sebuah proyek akhir komprehensif yang berbasis pada studi kasus dan permasalahan nyata di industri, untuk mengasah kemampuan problem-solving mahasiswa.
Tahap Kedua (12 Juli 2025): Lokakarya kedua memperluas cakupan diskusi dengan melibatkan para pemangku kepentingan internal dan eksternal. Acara ini dihadiri oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik UNINUS, Prof. Dr. Hanafiah, M.M.Pd., dan Dekan Fakultas Teknik, Dr. Ricky Yoseptry, M.M.Pd.
Kehadiran stakeholder dari dunia industri, seperti perwakilan PT Nusantara Ekspres Kilat (dikenal sebagai SPX Express), dan pemerintah, yang diwakili oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat, memberikan masukan berharga mengenai kompetensi yang paling dibutuhkan di dunia kerja saat ini. Turut serta dalam diskusi ini adalah para alumni, dosen tetap, dan perwakilan mahasiswa, yang memberikan perspektif dari berbagai sudut pandang.
Tiga Kompetensi Utama Lulusan
Dalam paparannya, Ketua Prodi Teknik Industri UNINUS, Rafika Ratik Srimurni, M.Si., menjelaskan bahwa Kurikulum 2025 ini disusun secara sistematis dengan merujuk pada tiga pilar utama:
- Kurikulum Inti BKSTI 2022: Sebagai panduan standar nasional untuk pendidikan Teknik Industri.
- Panduan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti): Menjamin keselarasan dengan kebijakan pendidikan nasional.
- Hasil Tracer Study: Menganalisis jejak dan masukan dari para alumni yang telah berkarier di berbagai bidang.
Dari sintesis tersebut, Kurikulum 2025 akan berfokus pada pembentukan tiga kompetensi utama bagi lulusannya:
- Industrial Data Analytics: Kemampuan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data dalam skala besar untuk pengambilan keputusan strategis di lingkungan industri, mulai dari optimalisasi proses produksi hingga prediksi tren pasar.
- Technopreneurship: Menanamkan jiwa dan keterampilan kewirausahaan berbasis teknologi, mendorong mahasiswa untuk menciptakan inovasi dan membangun usaha rintisan (startup) di bidang teknologi industri.
- Quality Assurance (Penjaminan Mutu): Keahlian dalam merancang dan mengimplementasikan sistem untuk memastikan kualitas produk, layanan, dan proses, yang merupakan salah satu pilar utama daya saing industri.
“Kami berharap, dengan kurikulum baru ini, lulusan Teknik Industri UNINUS tidak hanya adaptif dan memiliki daya saing global, tetapi juga menjadi pribadi yang kokoh dalam memegang teguh nilai-nilai keislaman dalam setiap langkah profesional mereka,” ujar Rafika.
Langkah pembaruan kurikulum ini merupakan wujud nyata transformasi pendidikan di UNINUS, yang secara proaktif membangun jembatan antara dunia akademis dan kebutuhan riil industri, demi mencetak generasi insinyur yang siap memimpin di masa depan.