Bandung, Uninus.ac.id - Universitas Islam Nusantara (Uninus) menggelar halal bihalal dengan Otto atau PT. Indoartha…

Ulama Asal Makkah Sampaikan Kuliah Umum di Uninus tentang Urgensi Mempelajari Hadits
Bandung, Uninus.ac.id
Ulama asal Makkah Syekh Sayid Sami Al-Ghifari Al-Makki menyampaikan kuliah umum tentang urgensi umat Islam mempelajari hadits Nabi Muhammad SAW di aula Pascasarjana Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung, Jalan Soekarno Hatta No 530, Kota Bandung, Selasa (7/2/2022).
Menurut syekh yang lahir di Yaman dan saat ini tinggal di Arab Saudi tersebut, mempelajari ilmu hadits sangat penting karena merupakan sumber hukum kedua di dalam agama Islam setelah Alquran.
“Allah SWT memerintahkan shalat di dalam Alquran, tapi tidak dijelaskan bagaimana caranya shalat. Allah memerintahkan zakat di dalam Alquran, tapi tidak dijelaskan bagaimana caranya berzakat,” katanya melalui bahasa Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh salah seorang dosen Bahasa Arab Uninus, Mardi Hadi, Lc, M.Hum.
Penjelasan perintah Allah tersebut adanya di dalam hadits Nabi. Oleh karena itu, syekh yang memiliki jalur nasab kepada sahabat Nabi Abi Dzar Al-Ghifari ini, mengharapkan kepada para generasi muda Islam di Indonesia, khususnya di Uninus, agar tak bosan-bosan untuk mempelajari hadits Nabi.
Selepas acara, Syekh Sayid Sami mengijazahkan sanad 2 hadits Nabi Muhammad SAW kepada mahasiswa dan mahasiswi serta dosen Uninus yang hadir pada kesempatan itu.
Sebelumnya, pada saat membuka kegiatan tersebut, Ketua Pembina Yayasan Uninus Dr. KH. M.Mujib Qulyubi, M.H. mengatakan bahwa di antara sebagian dalam ilmu hadits ada yang disebut dengan sanad dan ijazah.
“Ijazah dan sanad itu merupakan bagian dari amaliyah Ahlussunah wal Jama’ah. Ini khususiyah kita. Keutamaan kita ya di situ. Dengan sanad itu, keilmuan kita sambung-menyambung bahwa keilmuan kita tidak nemu di koran, tidak nemu di Facebook, tapi guru kita langsung, guru kita dari gurunya, gurunya dari gurunya lagi, terus sampai Rasulullah,” katanya.
Jadi, kata dia, dalam pandangan Islam Ahlussunah wal Jamaah, seorang murid harus mendapatkan ilmu dengan cara berguru dan cara bergurunya harus dengan talaqqi, bertatapan langsung. Itulah yang kemudian disebut dengan sanad atau mata rantai keilmuan atau genealogi.
“Apa pentingnya sanad? Kata Imam Qarrafi, al-isnadu minad din, mata rantai keilmuan bagian penting dari agama. Kalau tidak ada sanad, orang akan berkata apa saja yang dia mau,” tegasnya. “Jadi kita berguru, mendapatkan sanad, adalah salah satu cara dalam “memelihara” agama,” tambahnya.
Pendapat Imam Qaraffi ini, menurut dia, terbukti sekarang. Tak sedikit seorang yang mengaku ustadz, kiai, mubaligh, tapi tak jelas dia belajar dimana dan berguru kepada siapa. Hanya menghafalkan 1 ayat dan 1 hadits selama satu jam, langsung percaya diri berbicara tentang agama.
“Kalau tidak ada guru, kemungkinan besar pemahamannya akan menyimpang dan orang yang tak berguru, gurunya setan,” pungkasnya.
This Post Has 0 Comments